keteduhan,keindahan,keikhlasan

setiap manusia mencari rasa teduh yang membuat nyaman hati...setiap manusia rata-rata cenderung suka dengan keindahan...setiap manusia suka akan keikhlasan namun kadang telah dikuasai oleh ego...

Rabu, 21 Oktober 2009

GUGURAN DAUN DI GEDANGSARI

…….
Guguran daun memenuhi halaman depan rumah …
Menggunung dari hari ke hari, entah dimana tukang kebun yang biasa membersihkan..
Seperti tak menghiraukan lagi..
Musim meranggas merambati kota…
Nun di sebuah rumah pinggiran jogja terdapat keluarga kecil sedang berjuang melewati hari ini dengan peluh…krrrkkkk…krkkrkk…suara daun pintu tertiup angin…suaranya memekakkan…krrrrkkk…….nggggikkrrrk
Matahari siang dipuncak keangkuhannya…
Membakar tanpa ampun…peluh deras mengalir membasahi tubuh-tubuh legam di atas ladang kering dan berbatu…
Seakan mengamini daun jati tak setia bergantung pada dahan yang kuat…jatuh mengering tanpa sisa.

Mo,.. Romo…..teriak keras mendekat membuyarkan kumpulan burung diantara sisa pohon palawija…romo…teriakkan semakin keras terdengar…dan muncul dari seorang bocah laki-laki bertelanjang kaki…lari diatas rekahan tanah akibat musim yang
Romo….1” Nafasnya tersengal karena habis berlari..
Ono opo le..?2 “ Tanya seorang laki-laki setengah baya berkulit legam dan mengusap dahinya yang sedari tadi membasahi sekujur badannya…
anu…anu…”kata si anak dengan terbata karena terengah
anu, anu, anu opo?sahut si ayah
Romo, mbakyu ipah…mbakyu ipah badhe kesah kaliyan kang manto..3” jawab si anak
opo le..? mbakyumu ipah arep lungo karo si manto gendheng kae..?4 nada suara yang mulai meninggi disertai mata yang merah menahan amarah…
Tanpa berkata lagi, sang bapak berlari diikuti bocah laki-laki itu…
Pak rejeb badhe tindhak pundi kok keseso?5” Tanya seorang ibu yang sedang mipil jagung.
Yang ditanya bahkan tak menengok, “bapak ajeng kondur bu..6”sahut si anak.
Tak berapa lama tiba-tiba laki-laki setengah baya itu tiba-tiba berhenti dan terpaku.
Tak jauh dari hadapannya  sepasang laki-laki dan perempuan juga terdiam…
Keheningan sesaat..
Kowe arep neng ngendi nok?7” Keheningan pecah oleh suara pak rejeb
Ya..laki-laki setengah baya itu bernama Rejeb.Seorang petani miskin disebuah desa bernama Gedangsari di kawasan paling minus di Gunung kidul.
ayo ndang semaur..!!!8 nada suara yang semakin meninggi.
Kulo…kulo badhe ndherek kang manto dhateng Jakarta Romo ?9”suara lirih yang ketakutan menjawab.
arep lungo karo bromocorah iki…10” tangan pak rejeb menunjuk ke seorang laki-laki yang dari tadi hanya diam.
inggih, romo11” seraya ipah mengangguk.
Karepmu piye pah? Opo kowe wis ra nggugu kandanane wong tuwo? Arep mbalelo kowe?12
Pertanyaan membombardir ipah dari ayahnya.
Romo,…”suara ipah terdengar bergetar.
Romo,..saestu kulo mboten gadhah niat mbalelo..kulo ndherek kang manto dhateng Jakarta awit kulo mboten kiyat malih..13” suara ipah
Ora kuat opo?sahut pak rejeb yang tidak sabar menunggu jawaban anaknya ipah.
Kulo mboten kiyat malih amargi sajronining manah kulo, kawulo gadhah krenteg supados panguripan ingkang sae...mboten kados sak meniko.14sambil menatap wajah ayah yang masih menampakkan raut wajah yang marah, hanifah atau yang biasanya lebih akrab dipanggil Ipah menjawab.
Ayo pah..nek kowe sido arep melu aku.. cepet amargo wis wancine menyang terminal nek ora ngko kepancal bis..15suara berat khas bas keluar dari mulut laki-laki yang bernama manto alias karmanto.
“nek kowe kesuwen ngko tak tinggal…aku ra mekso kowe melu.16.”kata manto
Nek limang menit ngkas kowe ra nyusul aku..aku ninggal kowe..tak tunggu neng pinggir dalan deso kae…17lanjut manto sambil menunjuk sebuah gardu di pinggir jalan yang belum diaspal.

Memang jalan dihampir kecamatan itu belum beraspal.Jangankan diaspal diratakan saja tidak semua.masih berbatu dan sangat berdebu, bahkan gerakan konblokisasi juga hanya menyentuh beberapa wilayah saja.jalan beraspal dan berkonblok hanya ada di jalan kota kecamatan saja selebihnya masih belum.
Tiga tahun kemudian….
Sepasang mata menerawang jauh ke awan yang menggantung.Tiba-tiba ia menangis..
Diantara bau sampah yang menyengat hidung seorang gadis tergugu dan menangis. Dialah Hanifah atau ipah.Setelah memutuskan pergi dari Gedangsari ke Jakarta untuk merubah nasib menjadi lebih baik, namun apa lacur bukan kehidupan yang membaik yang didapat namun beruntun kepedihan yang akhirnya membuatnya terdampak di antara sampah yang menggunung dan bau.
            Ketika  tiga tahun lalu Ipah menjejakkan kakinya di ibukota dia sudah mengalami kesialan, uang dan dompetnya telah ludes hilang dicopet. Hampir seminggu Ipah menganggur dan manto yang sejak dari gedangsari berjanji membantu mencari pekerjaan ternyata belum juga memenuhi janjinya.Seminggu berlalu dan bulan berganti, disuatu sore Manto pulang ke kontrakan dan bergegas mencari keberadaan Ipah, matanya menyisir semua ruangan dan pada akhirnya ketemu.
“Pah, aku dapat pekerjaan bagus buat kamu” kata Manto
“Wah kerjaan apa mas?”Tanya Ipah
Wis pokoke apik kanggo kowe18 kata Manto
Tenane mas?”19 ipah lebih menegas
Wis ndang kowe siap-siap ngko jam 8 tak kenalke bosku sing arep menehi kowe gawean20Lanjut Manto.
Yoh, aku tak adus ro dandan sik21 sahut Ipah sambil berlalu masuk kamar mandi.

…..(BERSAMBUNG)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda