keteduhan,keindahan,keikhlasan

setiap manusia mencari rasa teduh yang membuat nyaman hati...setiap manusia rata-rata cenderung suka dengan keindahan...setiap manusia suka akan keikhlasan namun kadang telah dikuasai oleh ego...

Minggu, 06 September 2009

ANTARA JOGJA DAN PATI (Sepenggal rasa dalam rajutan mimpi dan realita)

Munamad: ..
Sebuah nickname muncul di private chat milik gadis yang sedang asyik chatting…
Munamad :“Assalamualaikum Wr.Wb Ayu…”
(sebuah salam teruntai )
gadis itupun menjawab : “ Waalaikumsalam Wr.Wb “
(sebuah salam terbalas)
Perkenalan pun terjadi…
Munamad adalah nickname seorang santri di sebuah pondok pesantren di daerah Kajen, Margoyoso Pati Jawa Tengah.
Selanjutnya gadis itu memperkenalkan dirinya juga..
“Nama saya Ayu..anak Jogja”
Munamad : “ nama nick kamu kok lucu sich?Ayu_Hayu?artinya apa?
Ayu_hayu : “ Ayu kan nama saya lengkapnya Rahayu..Ayu_hayu Cuma pengulangan aja kok biar gampang aja ingat”
Munamad : “ o gt ya”
Ayu_hayu : “ Yupz..”
Chatting diantara keduanya berlangsung hingga tanpa sadar hari telah berganti ..
Ayu_hayu : “ Afwan ya akhi..saya off ya ini sudah jam 2 pagi saya besok kuliah pagi jadi kita lanjutkan besok lagi ya..”
Muanamad : “ O iya dah dini hari, ayu mau istirahat ya..
Ayu_hayu : “ iya..”
Munamad : “ Ayu, bisa minta no hp nya ga’?”
Ayu_hayu : “ Buat apa?”
Munamad : “ Ya biar kita bisa janjian online..sebelumnya kita smsan”
Ayu_hayu : “ Afwan bukannya saya ga ‘ percaya tapi saya belum bisa ngasih. Saya kan juga harus hati-hati”
Munamad : “ Ok gpp..saya ngerti dan salut dengan prinsip kehati-hatianmu”
Ayu_hayu : “Insyaalloh saya online lagi besok malam mulai jam 23.00”
Munamad : “ oke saya juga akan online”
Ayu_hayu : “ Wassalamualaikum Wr.wb”
Munamad : “ Waalaikumsalam Wr.wb”
Logging out…Chatting berakhir.

Malam berikutnya dan berikutnya berlanjut chatting.
Chatting dan saling mengenal lebih dalam sampai pada sebuah kesempatan dimana Munamad menelpon Ayu…
Munamad : “Belum tidur yu..?”
Ayu_hayu : “ Ya belum.. kan nungguin kamu..”
Munamad : “ Nungguin saya?”
Ayu_hayu : “Iya..kamu kok ga online tadi?
Munamad: “ Iya maaf tadi belum selesai rapat..”

Obrolan pun sering terjadi lewat telpon dan sms dan mulai jarang online
chatting.Kedua insan yang terpisahkan oleh jarak dan keadaan itu setuju menjalani hubungan jarak jauh tanpa mengikat satu sama lain secara verbal namun hati mereka saling terpaut.( Tanpa ada ucapan sebagai tanda “jadian” istilah anak sekarang.tentu aja ga’ada kan dalam islam ga’ ada istilah pacaran..)
Dua minggu berlalu sejak Ayu mulai berkenalan dengan Munamad dan seiring waktu tumbuh perasaan sayang yang membuncah dalam hati gadis itu, seakan hubungan itu telah menyembuhkan trauma masa kecilnya..Sebuah trauma menyakitkan yang telah mempengaruhi kepribadian dan ingatannya terhadap hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan.

Hari ini..pukul 19.00 Wib
Sebuah rasa sakit hari ini telah membuat ayu menuliskan cerita kepedihannya dalam sebuah cerpen. Hari ini mendadak Munamad mengucapkan salam perpisahan..Sebuah hal yang belum siap untuk diterima oleh Ayu yang telah merasakan kenyamanan pada Munamad.
Sebuah sms dari no tak dikenal masuk ke HP Ayu..
“ De ayu,ni aku..sepertinya firasatku semalam jadi kenyataan. HP aku disita oleh orang tuaku. Hari ini aku mendapat memorandum dari guru-guruku. Aku dianggap kurang focus. Kita tidak bisa lagi menjalani kebersamaan ini”

Perasaan hancur dan kaget tiba-tiba membuat Ayu tersedak..
”Tidak………”raungan Ayu mulai memecah keheningan rumah. Airmatanya seketika menetes deras.

“Ya alloh..Ya Rabb..mengapa ini terjadi?”ayu tak dapat lagi menahan kesedihan.
“Ketika aku mulai merasakan cinta padanya..”
“Mengapa ini harus terjadi padaku…”
Ayu menangis…ya..menangis karena itu yang hanya bisa dilakukannya kini.
Ayu menangis sejadi-jadinya ketika secara tidak sengaja sebuah lagu milik Rossa featuring Pasha mengalun…lagu terlanjur cinta meremukkan hatinya…
Sembari matanya berlinang oleh airmata yang mengalir bak rinai hujan gadis itu meraih sebuah buku dan sebuah pena..dan mulai menulis


MALAM NIR SUARA

Hatiku pilu laksana haru
Dalam pekat tanpa sekat
Meluruhkan jiwaku yang berkarat
Pena mengiris setajam lidah
Membingkai malam tanpa suara
Ketika pena mengungkap rasa…..
Hening menyaput nuansa hati yang sedang galau
Deru kuda besi meraung tanpa daya
Hanya malam yang terus berjalan

Ku telisik dalam angan…
Rasa terbuai khayalan
Apa arti sebuah suara
Tiada ku tahu dimalam ini
Keheningan yang hampa
Kehampaan meretas sendu
Jiwa mengangkasa tanpa suara
Mengharap malam bergegas lalu…

Perlahan dia kemudian membalik lagi buku itu,dan mulai menulis lagi…



GALAU DAN MIMPI

Keraguan selimuti hati nan pilu
Kepedihan tak lekang oleh derai tangis yang ada
Ketersaingan awal kecemburuan
Pertanda aku tak mengenal apa itu hak milik perseorangan yang ku tahu…
Ku hanya akan mengisi hari-hariku dengan sayup wajahnya dalam hatiku
Perhatianku yang terpusat pada gerak langkah padamu…
Akankah ku sertai engkau dalam hanyutnya hati ?
Akankah ku maknai hidupku dengan hati yang terpaut padamu

Seolah ku dapati sendiri
Cermin yang mungkin buram dan pada saatnya akan pecah
Kepingan hatiku terpunguti
Namun seolah hanya sebuah keniscayaan aku mengerti
Kau bukan untukku
Engkau bukan milikku
Engkau takkan mungkin menjadi milikku
Engkau sebuah kefanaan bagiku
Samudera yang luas dan dunia tanpa sebuah tepi
Walau ku tahu aku takkan mungkin menjadi dan memiliki dirimu
Sebuah kepastian bahwa aku tidak pasti untuk mengejarmu…
Kebimbangan…
Keraguan yang disertai sebuah kedukaan yang mendalam.

Engkau bukan milikku…engkau hanyalah sebuah bayang-bayang
Sebuah fatamorgana yang nyata untukku..aku hanya menaburkan
Benih impian padamu..
Ku tahu pasti,….engkau sebuah bayangan indah dalam lembar hidup
Mimpi yang terlalu sempurna untuk nyata.

Dua puisi yang menggambarkan isi hatinya yang kini terluka oleh cinta…

Malam merayapi kota budaya dan sampai pada sebuah dini hari yang hening, sepasang tangan menari mengungkapkan perasaan dan gejolak sedih….setelah lelah menghamburkan kesedihan dengan mengacak seluruh buku-buku di ruang baca itu…
Ayu terduduk lemas terhempas, Namun akhirnya ia memutuskan untuk berhenti melawan…dan menghadap kepada Sang Maha Pemilik Cinta. Isak tangis kembali pecah diiringi zikir dalam sholat.
Sebuah doa terlantun,“Ya Alloh sang maha cinta berikanlah aku ketenangan, keikhlasan dan kepasrahan terhadap apa yang telah kau gariskan untukku..Ya Alloh berikanlah aku kekuatan dalam menghadapi kepedihan ini..Sesungguhnya engkau tahu yang terbaik bagi hambamu ini walaupun sebelum aku memintanya pada-Mu. Ya Alloh semoga aku mampu untuk meraih karunia-Mu…Amin”
Cucuran airmata berlinang dan entah sampai kapan Ayu dapat menjalani kehidupannya disertai derai airmata. Bagi seseorang yang ada nun jauh disana entah apa yang sedang dilakukannya kini.



Bintang_Cinta
Sebuah kenangan antara
Ayu _hayu dengan seorang calon hafidz
Yogyakarta, 29 April 2009

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda